TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN & KERUSAKAN LINGKUNGAN

Pendahuluan

Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat dan mutu hidup rakyat. Banyak penelitian menunjukkan, banyak jenis kebutuhan dasar untuk banyak anggota masyarakat kita masih belum terpenuhi dengan baik, misal pangan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, dan rumah masih belum dapat tersedia dengan cukup, walaupun sudah banyak perbaikkan sejak pembangunan dilancarkan lebih dari 30 tahun yang lalu. Dengan masih belum terpenuhinya kebutuhan dasar itu, mutu lingkungan hidup banyak rakyat masih belum baik. Karena itu pembangunan masih harus diteruskan.

Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan pada tingkat tinggi tidak menjadi rusak. Sebab jika terjadi kerusakan dapat terjadi kepunahan kehidupan kita sendiri atau paling tidak ekosistem tempat kita hidup mengalami keambrukan yang akan mengakibatkan banyak kesulitan. Maka dari itulah dibutuhkannya pembanganunan yang bersifat ramah lingkungan.

 

Contoh-contoh Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan

1.      Munculnya teknologi kompor tenaga surya, yaitu sebuah kompor yang dirancang dengan energi matahari sebagai sumber utamanya, sebagai sumber energi untuk memasak sehari-hari disaat harga minyak tanah, gas dan kayu yang terus naik.

2.      Teknologi hibrida. Sebuah produsen mobil Toyota yang menahbiskan diri sebagai produsen Mobil Keluarga ideal terbaik Indonesia kemudian memunculkan teknologi hibrida bertujuan untuk mengendalikan laju penggunaan bahan bakar minyak yang menghasilkan gas CO2. Teknologi hibrida membantu mengurangi konsumsi bahan bakar, dan sekaligus menjadikan perusahaan pembuat mobil dapat memenuhi ambang batas emisi karbon-dioksida (Co2) yang dipersyaratkan. Dan teknologi tersebut dapat diterapkan di seluruh penjuru dunia. Sebut saja nama-nama produsen mobil seperti; General Motor, BWM dan Daymler-Crisler , VW, Porche, Ford Toyota, Nissan, Mitshubishi dan Honda sudah memproduksi mobil berteknologi hibrida ini.

3.      Green Network. Sebuah teknologi IT yang saat ini dikembangkan untuk memenuhi kaidah ramah lingkungan. Jaringan ini dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria penggunan sumber daya yang seminimal mungkin (low power consumption, low resources dan low cost) namun tetap memiliki kinerja yang dan utilisasi yang optimal untuk memenuhi kebutuhan dari user.4.

4.      Sebuah AC Ionizer MIDEA dilengkapi teknologi pintar dalam hal hemat energi, 1 Watt Standby. Teknologi On–Off pintar MIDEA memungkinkan AC MIDEA otomatis beralih pada energy- saving mode dalam kondisi standby hingga memangkas konsumsi energi pada umumnya 4 – 5Watt menjadi 1 Watt. Hemat energi 80% tiap harinya dengan AC MIDEA yang bersertifikasi Environmentalism resmi dari Honeywell dan European RoHS.5.

5.      Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan pada Industri Baterai Kering. Panduan ini merupakan referensi dan arahan bagi industri baterai kering dalam aplikasi teknologi ramah lingkungan, guna meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatannya, melalui pemilihan dan modifikasi proses dan peralatan disertai dengan pengingkatan effisiensi penggunaan bahan dan energi.

6.      Sumur resapan komunal Tjandramukti

Sering kali kita melupakan keberadaan air tanah kita, dengan temuan orang Indonesia ini, permasalahan tersebut sedikit banyak dapat terselesaikan. Sumur- sumur dari bambu yang ditanam secara komunal ini adalah rekayasa dari Tjandramukti, peneliti dari Purwodadi (Jawa Tengah). Sumur- sumur ini ditempatkan dalam jumlah yang cukup saling berdekatan/ berkelompok di lahan pertanian (tadah hujan). Gunanya agar air hujan (hujan awal) tidak mengalir ke selokan- selokan, tapi mengalir terlebih dahulu masuk ke sumur, dan meresap ke sekeliling sumur, menekan jebakan udara di permukaan tanah kering yang menyebabkan air hujan sulit masuk ke dalam tanah. Setelah jebakan udara hilang, air hujan selanjutnya akan leluasa meresap ke dalam tanah, tertampung menjadi air tanah hingga musim kemarau dan mencegah banjir bandang yang justru sering terjadi di awal musim hujan.

7.      Plastik Tapioka Ramah Lingkungan

Ecoplas atau biobag merupakan tas ramah lingkungan yang terbuat dari kombinasi tepung singkong (tapioka) dan polimer sintetik. Bila kantong plastik lainnya baru bisa terurai setelah 100 hingga 500 tahun yang akan datang, ecoplas telah diteliti bisa terurai oleh tanah dalam kurun waktu 6 bulan sampai 5 tahun (tergantung dengan kandungan mikroorganisme yang ada pada tanah). Semakin subur tanah tersebut, maka dalam waktu enam bulan ecoplas sudah bisa hancur.

Kandungan tepung singkong yang ada dalam ecoplas mendorong mikroorganisme tanah untuk mengurai sampah plastik tersebut sampai hancur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran bagi tanah, air, laut, maupun udara seperti halnya yang disebabkan oleh kantong plastik biasanya. Keunggulan yang ditawarkan kantong plastik tapioka ini ternyata berhasil menyedot perhatian konsumen di berbagai daerah, jadi tidaklah heran bila sejak tahun 2009 silam pemasaran produk ecoplas kini telah menjangkau pasar lokal dan internasional. Misalnya saja di kota-kota besar yang ada di Indonesia seperti Bali, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Sedangkan untuk pasar luar negeri, sekarang ini produk ecoplas mulai merambah negara tetangga meliputi Singapura dan Amerika.

Meskipun harganya terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan kantong plastik biasanya yang ada di pasaran. Namun melihat dampak lingkungan yang diberikan oleh ecoplas membuat para konsumen tidak perlu berpikir dua kali untuk beralih ke plastik ramah lingkungan tersebut. Dengan memanfaatkan singkong (tapioka) sebagai bahan utamanya, kini produsen ecoplas tidak hanya ikut menjaga lingkungan dunia namun juga memberikan peluang bagi para petani singkong untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak. Pemanfaatkan singkong dalam jumlah yang cukup besar, mendorong PT. Tirta Marta untuk menjalin kerjasama dengan para petani singkong di berbagai daerah. Maju terus UKM Indonesia dan tetap hijaukan bumi tercinta. Salam sukses.

 

 

 

 

Manfaat dan resiko lingkungan dalam pembangunan

Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat, melainkan juga membawa resiko. Kita dapat melihatnya di sekitar kita, sungai kita bendung. Dengan bendungan itu kita dapatkan manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah tergenangnya kampung dari sawah, tergusurnya penduduk, dan kepunahan jenis tumbuhan dan hewan. Memberikan contoh manfaat dan resiko lingkungan bendungan dan waduk yang terbentuk oleh bendungan itu.

Contoh manfaat dan resiko lingkungan bendungan dan waduk yang terbentuk oleh  bendungan itu

Manfaaat lingkungan dan akibatnya

Resiko lingkungan dan akibatnya

1.      Penampungan dan peninggian muka air: pembangkitan tenaga listrik untu penerangan dan industry, pemacuan proses modernisasi dan pendidikan, kenaikan kegiatan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan baru

2.      Penampungan air:

a.       Pengendalian banjir: penurunan kerugian harta benda dan korban manusia

b.      Penyediaan air minum

c.       Penyediaan air pengairan: kenaikan produksi pertainan, kenaikan persediaan bahan pangan, kenaikan kegiatan perdagangan, penciptaan lapangan pekerjaan

d.      Penyediaan air untuk pembersihan kota: kenaikan sanitasi lingkungan, penurunan korba penyakit

e.       Pengembangan pariwisata: kenaikan persediaan pangan, kenaikan kegiatan ekonomi, penciptaan lapangan pekerja

1.      Penggenangan

a.    Desa: pemindaha penduduk dan kesedihan penduduk yang terkena

b.      Daerah pertanian penurunan produksi pertanian, penurunan persediaan pangan, penurunan kegiatan ekonomi, kehilangan lapangan pekerjaan, penurunan tingkat kesehatan

c.       Jalan: gangguan perhubungan, kerusakan system pasar, kehilangan lapangan pekerjaan, penurunan tingkat kesehatan

d.      Peninggalan arkeologis, misalnya candi: pemusnahan warisan budaya dan monument sejarah

2.      Perkembanga gulma air: penurunan daya tamping waduk dan potensi perikanan serta pariwisata

Betapapun, baik manfaat maupun resiko harus kita perhitungkan secara berimbang. Resiko kita terima sebagai biaya manfaat yang kita ambil. Haya memperhatikan manfaatnya saja dapat membahayakan lingkungan. Sebaliknya hanya memperhatikan resikonya atau terlalu membesar-besarkan resikonya akan membuat kita menjadi takut untuk berbuat. Baik memperhatikan manfaat saja akan menimbulkan pertentangan. Tetapi dengan tidak berbuat sesuatu pun akan ada orang  yang setuju dan tidak setuju. Dan apabila kita tidak berbuat sesuatu, jadi menghentikan pembangunan, kita akan terlanda oleh resiko lingkungan, sehingga mutu hidup kita akan terus merosot. Karena itu, keputusan untuk membangun harus diambil. Masalahnya bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membagun agar sekaligus mutu lingkungan dan dengan demikian mutu hidup dapat terus ditingkatkan. Pembanguna itu berwawasan lingkungan. Analisis manfaat dan resiko lingkungan merupakan alat untuk pembagunan yang berwawasan lingkungan

 

Kerusakan Lingkungan

Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.